05/09/13

Mengais Rejeki Dengan Perahu



BREBES(MP)- Berbagai cara dilakukan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, ada yang bergelut didunia perdagangan dengan menjadi pedagang atau berjualan, petani, nelayan, buruh jasa dan lainnya. Semau itu dilakukan sebagai mata pencahariannya.

Kholik (45) salah satu warga Desa Winduaji, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes merasa cocok dengan profesinya sebagai penarik perahu di Waduk Penjalin Peguyangan Kabupaten Brebes. Pasalnya, lokasi rumahnya berada dekat dengan waduk tersebut. Kondisi alam sekitarnya dimanfaatkan untuk mencari mata pencaharian atau mengais rezeki, sehingga tidak usah harus merantau ke kota atau ke daerah lainya.


“Pendapatan saya cukup untuk memberi nafkah anak istri selayaknya orang hidup didesa. Kalau dibandingkan hidup di kota jelas jauh berbeda. Tapi inilah rejeki yang harus saya terima. Kami bersyukur kalau lagi ramai pengunjung, pengasilan perhari bisa mencapai Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu, tapi pada hari-hari biasa sehari penghasilan sekitar Rp 20 ribu sampai Rp 25 ribu, dan kendala yang dihadapi, hanya cuaca buruk saja yang menimbulkan hujan dan angin. Bila cuaca sedang tidak bersahabat kami biasanya menepi dan istirahat,” ungkap dia.

Camat Paguyangan, Drs Huhiyono MSi tak henti-hentinya menghimbau pada warganya, terutama yang mata pencahariannya sebagai pemilik maupun pendayung perahu di Waduk Penjalin yang luasnya 1,25 Km, agar meningkatkan kewaspadaannya terhadap cuaca hujan yang terkadang menghembuskan angin kencang.

Aktifitas di waduk tersebut tidak pernah berhenti, karena tidak hanya pada hari libur dan hari-hari besar saja, namun pada hari-hari biasapun sampan-sampan yang ada di lokasi waduk tetap beroperasi. Hal itu mengingat sampan ataupun perahu merupakan alat transportasi bagi warga sekitar waduk untuk melintasi perdukuhan guna melakukan aktifitas, baik ke kantor pemerintahan, pasar maupun sekolah.


“Untuk itu, kami selalu menghimbau kepada para pemilik maupun pendayung sampan untuk mengedepankan keselamatan penumpang. Cara mengantisipasinya yaitu dengan tidak membawa muatan berlebihan,” pungkas dia (imam suwondo)
Dalam menjalankan tugasnya semua wartawan Muara Pos dibekali Surat Tuas dan ID Card serta namanya tercantum dalam Box Redaksi

Kisah Nyata

Sosok