06/09/13

Monumen Bahari Wisata Edukatif Unggulan





TEGAL(MP)- Bagi masyarakat Kota Tegal, Monumen Bahari yang berada di komplek Obyek Wisata (OW) Pantai Alam Indah (PAI) memang sudah mulai dikenal sejak tahun 2009. Namun keberadaan Monumen Bahari tidak hanya bisa dianggap sebagai pelengkap fasilitas sarana rekreasi semata. Pasalnya, Monumen Bahari adalah wisata edukatif unggulan yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
Monumen Bahari dibangun sebagai catatan sejarah untuk mengenang perjalanan panjang Angkatan Laut di Tegal. Masyarakat Tegal juga sangat akrab dengan nama-nama yang berbasis Angkatan Laut seperti Ali Sadikin, Bunsaman, Darwis Djamin, Agus Soebekti dan RE Martadinata. Nama terakhir merupakan inspirator perlunya pendidikan Angkatan Laut. Di era pembangunan masyarakat setempat juga tidak melupakan nama-nama berbasis Angkatan Laut yang banyak berkiprah memajukan Kota Tegal. Mereka bukan saja berkiprah di sektor maritim, tetapi juga banyak sektor seperti, Sardjoe, Aryoto dan Samsuri Mastur.
Jumriati (36) bersama rombongan dari Saditan Brebes saat berkunjung ke Monumen Bahari mengungkapkan, banyak hal positif yang dapat diambil dari keberadaan Monumen Bahari di OW PAI. Dari sisi sejarah, dikatakan dia, Tegal adalah cikal bakal berdirinya Angkatan Laut dan sisi positif lainnya tentunya edukasi. “Keberadaannya sangat penting dan bisa menjadi wisata edukatif unggulan,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Wiyono (56) warga Mejasem yang rutin setiap Minggu pagi berkunjung ke PAI. Menurutnya, banyak hal positif yang bisa diambil oleh masyarakat Tegal, tidak hanya kebanggaan dilihat dari sejarah saja, namun juga wisata pendidikan bagi pelajar Kota Tegal. “Monumen Bahari bukan hanya sekedar pelengkap fasilitas sarana rekreasi, atau hanya untuk menambah cantik PAI agar menarik pengunjung lebih banyak, tapi lebih dari itu, sisi edukasi juga bisa di tonjolkan,” terangnya.
Monumen Bahari selain sebagai perwujudan penghargaan kepada para pendahulu yang telah meletakkan dasar sektor kebaharian di Tegal, juga sebagai upaya untuk membangun obyek wisata edukatif yang berdaya saing. Di komplek Monumen Bahari yang berdiri pada lahan seluas 5000 meter persegi terdapat bangunan induk sebagai Museum Bahari, 1 unit Ranpur Tank PT 76, 1 unit Pintam BRDM, 1 unit Jangkar, Meriam Darat Caliber 85 mm, 1 unit Torpedo, 2 unit Ranjau Tanduk, 5 unit Bauyance, Pesawat Nomad, 2 unit Monting Sea Cat dan perlengkapan perang lainnya.
Sebagai tujuan wisata edukatif unggulan Kota Tegal, Monumen Bahari dilengkapi dengan berbagai peralatan tempur dan data pendukung yang menguatkan Tegal sebagai cikal bakal Marinir dan Sekolah Angkatan Laut (SAL). Mengingat waktu itu di Pangkalan IV Angkatan Laut Tegal muncul gagasan perlu adanya Korps Marinir.
Selain cikal bakal Korps Marinir, pada bulan Maret 1946 di Tegal didirikan Sekolah Angkatan Laut. SAL didirikan atas perintah Markas Besar ALRI di Yogyakarta yang saat itu dipimpin oleh Laksamana III Maspandi, selaku Kepala Staff Umum ALRI. Dipilihnya Tegal sebagai tempat pendidikan Angkatan Laut karena di Tegal sudah memiliki sekolah pelayaran, selain itu di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya, masih menjadi ajang pertempuran. (didik yuliyanto)      

Dalam menjalankan tugasnya semua wartawan Muara Pos dibekali Surat Tuas dan ID Card serta namanya tercantum dalam Box Redaksi

Kisah Nyata

Sosok