06/09/13

Pilih Pemimpin Bermasyarakat Oleh: Didik Yuliyanto

Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Tegal secara resmi telah menetapkan empat pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Tegal yang akan bertarung dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) Tegal 27 Oktober mendatang. Sebuah perhelatan politik yang kembali digelar secara langsung.  Tentunya juga sebuah demokratisasi politik sebagai konsekuensi tuntutan reformasi yang bergulir sejak 1998 lalu. Pilihan Walikota dan Wakil Walikota, kata banyak para tokoh akan lebih bermakna dari sisi substansi demokrasi ketika terpenuhi tiga aspek yakni, kompetisi, partisipasi serta kebebasan politik dan sipil didalamnya.
Kompetisi Pilwalkot Tegal Oktober mendatang diikuti oleh empat pasangan calon (paslon) Walikota dan Wakil Walikota, dari PDI Perjuangan, yakni H Ikmal Jaya SE Ak-H Edy Suripno SH, paslon koalisi Partai Golkar, Nasdem, PPP yakni Hj Siti Mashita Soeparno-HM Nursholeh MMPd, paslon gabungan PKS, PAN dan PPRN yakni, Muhammad Jumadi ST MM-Ir HM Wahyudi MM serta paslon Partai Demokrat, Hendria Priatmana SE-Hj Endang Sutarsih SH.
Partisipasi rakyat dalam pemilihan langsung sangat penting, mengingat masyarakat secara undang-undang mempunyai hak untuk memilih figur yang dianggap pantas menjadi Walikota dan Wakil Walikota. Karena dapat mempengaruhi jalannya tata pemerintahan dan kebijakan umum yang berlaku diseluruh Kota Tegal. Kegagalan rakyat dalam menentukan pilihan kepada figur yang berkualitas sangat membahayakan, baik kepada rakyat pemilih maupun dengan kehidupan kemasyarakatan di KotaTegal.
Figur yang dipilih hendaknya mempunyai kriteria kemampuan manajerial kepemerintahan, sekaligus kemahiran terkait relasi eksekutif-legislatif. Siapapun hasil Pilwalkot membutuhkan dukungan parlemen.
Bermasyrakat  adalah juga proses yang harus dilakukan jika mau merakyat. Karena pemimpin yang bermasyarakat adalah pemimpin yang merakyat. Pemimpin yang melakukan sesuatu yang di butuhkan rakyat, direstui oleh rakyat, bekerjasama dengan rakyat untuk menjalankan program-program kerakyatan, yang merakyat sekehendak rakyat.
Sentuhan antara pemimpin dengan rakyat sangat dibutuhkan, karena dengan  begitu pemimpin akan tahu keinginan rakyat, pemimpin akan merasakan dan tahu perkembangan rakyat, sehingga dapat merumuskan untuk selanjutnya bergerak dan bermanfaat bagi rakyat. Demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, pemimpin  yang bermasyarakat harus mampu menyerap aspirasi rakyat.
Rakyat pun bebas menanyakan dan bahkan menagih janji kampanye, karena itu bukan hanya hak, tapi juga kewajiban. Namun bila ada janji yang dirasa tidak masuk akal, anggap saja itu bualan kampanye, yang berarti menipu hatinya sendiri. Hal ini penting kiranya, karena dengan bermasyarakat pemimpin akan mengetahui dan menyadari apakah dia sudah amanah, dan apakah dia layak dianggap pemimpin yang mampu menjalankan amanah dari rakyat.
 Wacana yang berkembang di masyarakat adalah siapa yang pantas memimpin Kota Tegal ini..?? Pasangan calon sudah merdu berkumandang, pesona ditebar untuk meraih simpati, mereka hadir di kegiatan-kegiatan atau even-even rakyat agar dikenal, berusaha tampil sebagai sosok yang dekat dengan akar rumput.
Namun apakah nantinya mereka peduli saat mereka duduk di kursi empuk Walikota dan Wakil Walikota nanti ..?? Karenanya masyarakat harus bijak dan teliti dalam menetapkan pilihannya. Sebab pilihan itu akan menentukan Kota Tegal lima tahun kedepan.
  
Dalam menjalankan tugasnya semua wartawan Muara Pos dibekali Surat Tuas dan ID Card serta namanya tercantum dalam Box Redaksi

Kisah Nyata

Sosok