Teguh Herdi Sancoyo ( No.2 Dari Kiri )
SLAWI(MP)- Malam itu cuaca cukup cerah dam
bersahabat. Suasana desa yang biasanya nampak sepi, berubah menjadi ramai.
Masyarakat yang setiap malamnya banyak menghabiskan waktu santainya didalam
rumah, berbondong-bondong ngeluruk balai desa. Rasa penasaran dari beberapa warga
setempat terjawab sudah. Masyarakat desa senang dengan adanya pertunjukan seni
yang menghibur, dan juga kedatangan tamu pecinta seni.
Ya, rombongan Tim Pecinta Seni Tradisional Kerakyatan yang dipandegani
Kabid Pemuda dan Olah Raga (POR) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga
(Dindikpora) Kabupaten Tegal, Teguh Herdi Sancoyo, SPd MM bertandang ke Balai Desa
Tamansari, Kecamatan Jatinegara. Mereka diantaranya, Mujiarti SPd guru Seni
Budaya SMP Negeri 1 Adiwerna, Junaidi SPd guru Seni Budaya SMA Negeri 3 Slawi dan Endri Muris Jatmiko
SPd guru SMP Negeri 1 Slawi. Kedatangan rombongan untuk menyaksikan pagelaran
seni karakyatan ‘Ronggeng’ yang dimainkan oleh Paguyuban Sukma Sari pimpinan
Suwandi.
Jumat malam itu, penari nan gemulai gerakannya menarik semua
mata, membuat penyawer hanyut dalam tarian. Si Manis dan Yati Sang Rongeng
cantik itupun terus menari, menghibur dan larut dalam alunan tembang-tembang
Jawa dan Tegalan oleh lantunan Sinden cantik, Supriyati. Ketrampilan Nayogo
dalam memainkan gamelan menambah pertunjukan seni kerakyatan malam itu menjadi
semarak dan rancak. Ronggeng Tamansari memang layak diapresiasi.
“Sebetulnya Sukma Sari adalah pemberian nama untuk grup
Sintren, namun karena Sintren hanya dimainkan di musim kemarau yang bertujuan untuk
meminta hujan, maka saat Sintren tidak dimainkan, Ronggeng-lah sebagai pengisi
kegiatan Paguyuban Sukma Sari agar tetap eksis didunia seni kerakyatan,” terang
Roso, selaku Pembina.
Dia mengungkapkan, ada kejadian aneh yang tertangkap saat
pegelaran Ronggeng berlangsung. Waktu itu salah satu pengunjung meminta para Nayogo
untuk memainkan lagu ‘Eling-eling’ Intro gamelan baru dimanikan, sontak Yati
tidak sadarkan diri alias kesurupan. Menurut Karnadi selaku pawang, Yati adalah
seorang penari Sintren, hatinya sudah ada ikatan dengan hal-hal yang berbau Sintren,
entah itu musik maupun lagu yang biasa dimainkan dalam pertunjukan Sintren.
Sementara dalam kesempaatn itu, Teguh Herdi mengatakan,
Ronggeng Tamansari adalah salah satu keunikan dari seni kerakyatan yang harus
tetap dilestarikan sebagai budaya leluhur nenek moyang bangsa Indonesia.
Pihaknya merasa kagum dengan masyarakat Desa Tamansari yang dengan antusias baik tua
maupun muda menyaksikan pementasan Ronggeng sampai selesai.
“Inilah yang namanya berkesenian, ada interaksi antara pelaku
dengan penonton. Pelaku senang menyajikan, penonton senang menikmati, maka
kesenian akan berjalan dan lestari,” kata Teguh yang publis di Jatinegara.
Dia menambahkan, di Kecamatan Jatinegara khususnya di Desa
Tamansari ternyata tidak hanya Ronggeng yang dilestarikan. Karena disamping
Sintren, Lais (sintren Laki-laki) ada juga Jaran Ebeg (Kuda Lumping) yang masih
sering dipertunjukan.(didik yuliyanto)