06/02/12

Hj Rosalina Ikmal Jaya, Sosok Perempuan Kreatif dan Dekat Dengan Masyarakat



Tidak ada yang berubah pada diri Hj Rosalina Ikmal Jaya, istri Walikota Tegal, yang sudah sejak 3 tahun lalu bermukim di gedung Selatan (rumah dinas walikota, red), dan mendapat gelar 'Lady First' Kota Tegal. Karena meski perempuan cantik ini telah memperoleh kemenangan dan keberhasilan, namun ia tetap saja ramah, rendah hati, dan dekat dengan wong cilik. Bahkan saat ini Rosalina tetap membuka diri dan banyak meluangkan waktu untuk seluruh lapisan masyarakat, seperti halnya saat ia masih ke luar masuk posyandu di kampung-kampung, untuk membagikan susu dan vitamin dalam rangka mengkampanyekan suaminya, pada masa-masa menjelang Pilkada Kota Tegal.

    Kala itu Rosalina bukan sedang melaksanakan nafsu pribadinya untuk merintis kekuasaan, melainkan momentum zaman yang menugasinya untuk tampil, guna mengetahui lebih dalam kondisi dan keinginan masyarakat Kota Tegal. Dan meski pada diri perempuan kelahiran Bangka Belitung, 30 Oktober 1972, ini tidak mengalir darah Ki Gede Sebayu ataupun bangsawan tanah jawa yang lainnya, namun keprihatinannya kepada masyarakat Kota Bahari ini telah membangkitkan nalurinya untuk turut berjuang bersama sang suami, dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tegal, tempat dimana sang suami dilahirkan dan dibesarkan.

Kepedulian dan kedekatannya dengan masyarakatpun saat ini sudah bisa ia buktikan dengan sejumlah keberhasilannya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal yang telah banyak menyalurkan berbagai macam bentuk bantuan, memberikan pelatihan dan membuka lapangan kerja, serta menjadi kepanjangan tangan perempuan Kota Tegal.

“Bagi kami jabatan bukanlah anugrah, melainkan amanat. Karena itu, sebagai istri walikota tentunya saya harus bisa turut berperan serta dalam upaya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat kami. Apalagi selama ini saya begitu dekat dengan ibu-ibu dan banyak menampung keluh kesah mereka, sehingga saya cukup tahu kondisi dan keinginan masyarakat,” kata ibunda Sherliya, Muhammad Reza, dan Sakinah Mazidah, yang banyak belajar mengenal masyarakat arus bawah melalui posyandu, PKK, dan pengajian ibu-ibu, ketika beberapa waktu lalui ditemui MP, di rumah dinas Walkot.
Sebagai istri walikota, Rosalina bukan saja sebagi ibu bagi ketiga anaknya, melainkan juga ibu bagi seluruh masyarakatnya.

Untuk itu jauh hari sebelumnya ia sudah menyiapkan sejumlah program bagi perempuan di Kota Tegal, untuk meningkatkan taraf hidup dan menerbitkan harapan baru. Bahkan ia juga tidak ingin perempuan hanya sebagai konco wingking saja. “Saya harus bisa memberikan solusi bagaimana caranya perempuan di Kota Tegal mendapatkan tambahan penghasilan, tanpa harus berpangku tangan kepada suami. Saya berharap kedepan mereka bisa lebih maju dan tidak minder dalam mengambil langkah, tidak hanya terpaku di rumah dan mengenakan daster, sementara kondisi ekonomi mereka morat marit,” tutur perempuan yang dikenal mirip dengan Manohara, mantan istri Putra Mahkota Kesultanan Kelantan Malaysia.

Bila kita mengenal lebih dekat dengan Rosalina, maka kita akan lebih kreatif dan konstruktif, karena perempuan kritis ini tak ubahnya bak DR Edward de Bono, ahli mengajar berfikir kreatif. Sebab, ibarat kata ia tidak akan memberikan kita umpan untuk memancing, melainkan memberikan kita alat pancing. Karena, menurutnya, apapun problem yang menimpa dalam kehidupan setiap umat manusia, itu selalu disertai kesanggupan manusia itu sendiri untuk mengatasinya, selagi manusia itu tetap tawakal dan kreatif.
“Masyarakat tidak hanya butuh modal, tapi juga butuh arahan, bimbingan, serta dituntut untuk kreatif. Untuk itu kita harus bisa mengarahkan mereka bagaimana caranya agar dengan modal tersebut mereka tidak gagal dan sia-sia,” urai perempuan yang juga bergelut di dunia bisnis.

Saat disinggung seputar masalah kendala yang dihadapi selama ia mendampingi sang suami sebagai walikota, Rosalina menyampaikan sejauh ini tidak ada kendala yang cukup berarti, karena semuanya ia jalani seperti air mengalir. “Karena saya menghadapi segala sesuatu dengan bijak, maka alhamdulillah sejauh ini tidak ada kendala, Dan saya juga menjalani hidup ini seperti air mengalir, perlahan tapi pasti menuju muara, asalkan jangan terbawa arus,” ujar perempuan enerjik yang juga memiliki hoby Trabas, sambil tertawa renyah.

Sedangkan ketika ditanya keberhasilan apa saja yang telah diraihnya selama ia menjabat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Tegal, Rosalina menuturkan berkat adanya kebersamaan dan kerja sama yang  baik,  disamping pernah meraih kajuaraan dalam lomba PKK ditingkat Propinsi Jawa Tengah, pihaknya juga telah berhasil menjadi pemenang dalam lomba posyandu  pada tingkat nasional. “Alhamdulillah, selama saya menjabat sebagai Ketua Tim PKK sejumlah kejuaraan dalam lomba tingkat propinsi maupun tingkat nasional telah berhasil kami raih. Dan pada tanggal 19 Desember 2011 menerima penghargaan sebagai pendamping terbaik walikota,” pungkasnya.              

Rosalina Dimata Masyarakat Kota Tegal        Cantik, ramah, supel, kreatif, dan suka bicara blak-blakan adalah ciri Hj Rosalina Amd, istri Walikota Tegal H Ikmal Jaya SE AK. Kehadirannya ditengah masyarakatpun bukan hanya sebagai ibu dari seluruh masyarakat Kota Tegal, melainkan juga sebagi teman, sahabat, dan tempat curhat (curahan hati)nya para ibu dari berbagai kalangan. Maka tak ayal bila perempuan ini dikenal dekat dengan wong cilik, dan pandai menciptakan suasana damai, ceria dan menyejukkan, dalam berbagai acara. Seperti apa yang disampaikan oleh Chandra (43), warga Kelurahan Debong Kidul, Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.

    Menurutnya, Rosalina bukanlah tipe seorang ibu pejabat yang ambisius dan penuh dengan aturan, keberhasilannya yang telah meraih segala hal tidak pernah membuatnya sombong dan takabur. Bahkan ia tak ubahnya bagai tanaman padi di sawah, semakin berisi semakin menunduk.”Dimata saya, secara pribadi, tidak ada yang berubah pada diri ibu Rosalina, beliau tetap ramah, welcome dengan siapapun, dan tetap menghargai serta menghormati orang lain. Malah semenjak beliau mendampingi pak Ikmal menjadi walikota nampak lebih matang dan lebih bijak dalam menerima masukan, beliau juga bukan tipe perempuan gila hormat,” paparnya, ketika disambangi di kediamannya.

    Hal senada diungkapkan Widyanti (45), warga Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal. Dia mengatakan, semenjak Rosalina menjabat sebagai Ketua TimPenggerak PKK dan istri Walikota Tegal, ia lebih merasakan adanya peluang dan kemajuan kaum perempuan disegala bidang. “Satu contoh dengan profesi saya yang berkaitan dengan dunia marketing. Waktu saya menawarkan berbagai macam snack yang saya pasarkan, beliau langsung menarima tawaran saya, bahkan turut membantu mencarikan saya konsumen, meskipun hanya melalui telpon,” ungkapnya, beberapa waktu lalu.

    Tidak hanya itu, masih menurut penuturannya, atas saran dan dorongan Rosalina saat ini ia juga sudah berhasil menjadi seorang pengusaha catering kecil-kecilan.”Ibu Rosalina yang memotifasi saya untuk merintis usaha sendiri, dan setelah saran itu saya coba alhamdulillah sekarang ini saya bisa merasakan hasilnya. Tidak perlu bekerja di luar rumah hingga larut malam untuk mencari konsumen, tapi malah konsumen yang mencari saya,” tambahnya.  

    Sementara itu, Ayu (22), seorang mahasiswi sebuah fakultas di UPS Tegal, ketika diminta pendapat seputar Rosalina Ikmal Jaya menuturkan, melihat Rosalina di kampus dirnya tidak seperti melihat ibu pejabat, melainkan seperti layaknya mahasiswi lain. Pasalnya, yang bersangkutan tidak pernah nampak menyombongkan diri sebagai istri walikota atau pejabat lain yang memiliki banyak pengaruh besar.

    ”Sosok Rosalina keren, cantik, menarik, ramah, dan tidak sombong. Bahkan sebelumnya saya belum pernah menemukan ibu pejabat seperti itu, apalagi sampai berani naik motor sendirian di jalan raya. Yang jelas saya bangga punya ibu walikota meching dan pandai seperti beliau,” tuturnya, saat ditemui MP, di pelataran kampusnya. yan
Dalam menjalankan tugasnya semua wartawan Muara Pos dibekali Surat Tuas dan ID Card serta namanya tercantum dalam Box Redaksi

Kisah Nyata

Sosok