Dikisahkan disebuah pedesaan, yakni Desa Sawojajar diwilayah Kabupaten Brebes hiduplah seorang yang kaya raya. Sebut saja Darwis (nama samaran) dan istrinya Sulastri (nama samaran). Mereka hidup berkecukupan, sawah berhektar-hektar, dan mobil mewah pun telah dimilikinya.
Pada suatu hari mereka kedatangan anaknya, Sumadi (nama samaran) dan istrinya Wulan (nama samaran) dengan membawa anaknya yang masih berusia 9 bulan, mereka datang dari Jakarta untuk menjenguk orang tuanya.
Selang beberapa hari, ketika mereka tinggal dirumah orang tuanya, Sumadi didatangi sesosok ular yang menyelinap masuk ke kamarnya, spontan karena kaget langsung saja ular tersebut dibunuhnya, dan ular itu lalu dipotong-potong hingga mati.
Semenjak kejadian itu, anaknya yang masih kecil sering sakit. Bahkan tidak sadarkan diri selama 3 hari lamanya. Dengan kondisi seperti itu, melalui temannya Asep, Sumadi dikenalkan kepada seseorang yang dinilai mampu mengobati penyakit anaknya. Dia adalah Ustad Taufik dari Tegal.
Dari perkenalan itu, akhirnya Ustad Taufik langsung melihat kondisi anaknya untuk memastikan penyakit apa yang diderita anak Sumadi. Kesimpulannya, setelah melihat kondisinya, Ustad Taufik mengatakan bahwa penyakit ini merupakan campur tangan dari makhluk ghoib yang ingin mengambil nyawa anak itu, atau bisa dikatakan ada kaitanya dengan pesugihan.
Dijelaskan Ustad Taufik, yang namanya ilmu pesugihan yakni adanya ijab kobul atau perjanjian dengan makhluk halus atau ghoib, yang nantinya ada pertukaran atau tumbal dari pihak manusia untuk dipersembahkan kepada makhluk ghoib sesuai dengan perjanjian. Sesembahan itu bisa berupa nyawa manusia, dan itu termasuk perbuatan syirik atau menyekutukan Allah SWT. Perbuatan itu jelas-jelas dilarang agama.
Setelah melihat kondisi bunga, anak Sumadi yang masih tak sadarkan diri, Ustad Taufik memberikan air dan beberapa doa. Selang beberapa saat kemudian, Bunga terbangun dan Taufik pun berpamitan pulang ke Tegal. Ustad Taufik menyarankan kepada Sumadi untuk tidak tinggal dirumah orang tuannya yang dinilainya telah melakukan praktek ilmu pesugihan atau ilmu percupangan.
Sumadi pun diberi beberapa nasehat agar selalu minta perlindungan kepada Allah SWT dengan selalu menjaga sholatnya, berdzikir dan senantiasa selalu ingat bahwa hidup hanya sekali, jangan digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan agama Islam, apalagi sampai berbuat menyekutukan Allah SWT. (*)