TEGAL(MP)- Bagi masyarakat Kota Tegal, Monumen
Bahari yang berada di komplek Obyek Wisata (OW) Pantai Alam Indah (PAI) memang
sudah mulai dikenal sejak tahun 2009. Namun keberadaan Monumen Bahari tidak
hanya bisa dianggap sebagai pelengkap fasilitas sarana rekreasi semata.
Pasalnya, Monumen Bahari adalah wisata edukatif unggulan yang tidak dimiliki
oleh daerah lain.
Monumen Bahari dibangun sebagai catatan sejarah untuk
mengenang perjalanan panjang Angkatan Laut di Tegal. Masyarakat Tegal juga
sangat akrab dengan nama-nama yang berbasis Angkatan Laut seperti Ali Sadikin,
Bunsaman, Darwis Djamin, Agus Soebekti dan RE Martadinata. Nama terakhir
merupakan inspirator perlunya pendidikan Angkatan Laut. Di era pembangunan
masyarakat setempat juga tidak melupakan nama-nama berbasis Angkatan Laut yang
banyak berkiprah memajukan Kota Tegal. Mereka bukan saja berkiprah di sektor
maritim, tetapi juga banyak sektor seperti, Sardjoe, Aryoto dan Samsuri Mastur.
Jumriati (36) bersama rombongan dari Saditan Brebes saat
berkunjung ke Monumen Bahari mengungkapkan, banyak hal positif yang dapat
diambil dari keberadaan Monumen Bahari di OW PAI. Dari sisi sejarah, dikatakan
dia, Tegal adalah cikal bakal berdirinya Angkatan Laut dan sisi positif lainnya
tentunya edukasi. “Keberadaannya sangat penting dan bisa menjadi wisata
edukatif unggulan,” ujarnya.
Hal senada dikatakan Wiyono (56) warga Mejasem yang rutin
setiap Minggu pagi berkunjung ke PAI. Menurutnya, banyak hal positif yang bisa
diambil oleh masyarakat Tegal, tidak hanya kebanggaan dilihat dari sejarah
saja, namun juga wisata pendidikan bagi pelajar Kota Tegal. “Monumen Bahari
bukan hanya sekedar pelengkap fasilitas sarana rekreasi, atau hanya untuk
menambah cantik PAI agar menarik pengunjung lebih banyak, tapi lebih dari itu,
sisi edukasi juga bisa di tonjolkan,” terangnya.
Monumen Bahari selain sebagai perwujudan penghargaan kepada
para pendahulu yang telah meletakkan dasar sektor kebaharian di Tegal, juga
sebagai upaya untuk membangun obyek wisata edukatif yang berdaya saing. Di
komplek Monumen Bahari yang berdiri pada lahan seluas 5000 meter persegi
terdapat bangunan induk sebagai Museum Bahari, 1 unit Ranpur Tank PT 76, 1 unit
Pintam BRDM, 1 unit Jangkar, Meriam Darat Caliber 85 mm, 1 unit Torpedo, 2 unit
Ranjau Tanduk, 5 unit Bauyance, Pesawat Nomad, 2 unit Monting Sea Cat dan
perlengkapan perang lainnya.
Sebagai tujuan wisata edukatif unggulan Kota Tegal, Monumen
Bahari dilengkapi dengan berbagai peralatan tempur dan data pendukung yang
menguatkan Tegal sebagai cikal bakal Marinir dan Sekolah Angkatan Laut (SAL).
Mengingat waktu itu di Pangkalan IV Angkatan Laut Tegal muncul gagasan perlu
adanya Korps Marinir.
Selain cikal bakal Korps Marinir, pada bulan Maret 1946 di Tegal
didirikan Sekolah Angkatan Laut. SAL didirikan atas perintah Markas Besar ALRI
di Yogyakarta yang saat itu dipimpin oleh Laksamana III Maspandi, selaku Kepala
Staff Umum ALRI. Dipilihnya Tegal sebagai tempat pendidikan Angkatan Laut
karena di Tegal sudah memiliki sekolah pelayaran, selain itu di kota-kota besar
seperti Jakarta, Semarang dan Surabaya, masih menjadi ajang pertempuran. (didik yuliyanto)