04/02/12

Makelar Tanah Yang Dikecewakan

Wartono (56) warga kelurahan Margadana Kecamatan Margadana, Kota Tegal, merasa kecewa dengan seorang dokter spesialis yang berpraktek di Tegal. Awalnya, sang dokter memberi perintah untuk menjual sebidang tanah. Dengan susah payah, Wartono mencari pembeli, dalam kesepakatan antara sang dokter dengan Wartono, jika tanahnya terjual,maka maklarnya mendapat 2,5% dari nilai transaksi, akan tetapi, sang dokter, meski tanahnya sudah sepakat dijual kepada Hery mamuri, warga Cimohong,Kabupaten Brebes, dengan harga yang sudah disepakai 400 ribu per meter. Namun hingga hampir tujuh bulan komisi yang dijanjikan belum diberikan.

Wartono didampingi  Akhmad menemui MP di kantor redaksi, menuturkan, bahwa persatuan maklar tanah akan melakukan aksi unjuk rasa di rumah sang dokter, sebab, selama ini dirinya dan teman-teman merasa dipingpong, hingga hak yang seharusnya kami peroleh, sampai sekarang belum kami terima.

Sementara ditempat terpisah, Hary ma'muri selaku pembeli tanah yang berlokasi diwilayah Desa Grobog kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal, menuturkan kepada MP, dirinya memang sepakat membeli tanah milik sang dokter, dengan kesepakatan harga 400 ribu permeter, dan pihak penjual akan memberi komisi 2,5% dari nilai transaksi. Karena ada sesuatu permasalahan maka proses jual beli tanah,sampai sekarang belum selesai. Padahal dalam kesepakatan tersebut, kami selaku pembeli sudah membayar uang muka sebagai tanda jadi 50 juta, dan uang tersebut telah diterima pihak penjual (sang dokter), namun sang dokter membatalkan jual beli, saat kami mau melunasi pembayaran dihadapan notaris.

Masih menurut Hery Ma'muri, “Alasan sang dokter membatalkan selalu berubah ubah, dihadapan notaris, sang dokter mengaku istrinya keberatan, tapi setelah dikejar, mengapa pada saat tawar menawar, sang dokter tidak berbicara tentang keberatan istrinya, kok setelah mau pelunasan, sang dokter beralasan istri tidak setuju.Ini kan aneh?”

Berdasarkan investigasi MP, setelah melakukan kroscek ke beberapa pihak,termasuk mendatangi rumah sang dokter, namun sangat disayangkan, hingga tulisan ini dimuat, sang dokter belum bisa ditemui,padahal MP sudah bolak balik sampai tiga kali mendatangi tempat prakteknya, MP hanya ditemui perawat jaga.  

MP hanya bisa mendengar keterangan dari Wartono dan Ahmad selaku maklar tanah yang dikecewakan, dan Hery Ma'muri selaku pembeli, dalam kesempatan itu, Hery ma'muri menyebutkan, “Sampai hari ini, kami masih berharap transaksi jual beli tanah harus dilanjutkan,sesuai komitmen awal, dan kami sudah minta pada polisi untuk membantu menyelesaikan  kasus ini, dikhawatirkan, jika kasus ini tidak diteruskan jual belinya, maka akan menjadi preseden buruk dan ada beberapa pihak yang dirugikan. Kami bersama para maklar tanah akan mendatangi rumah sang dokter,untuk menanyakan penyelesain kasus ini. Serta kami berencana  mengadu pada wakil rakyat di DPRD Kota Tegal” pungkasnya.tim
Dalam menjalankan tugasnya semua wartawan Muara Pos dibekali Surat Tuas dan ID Card serta namanya tercantum dalam Box Redaksi

Kisah Nyata

Sosok